Wajah Pengguna Agama di Balik Panggung
“Kamu adalah umat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia: menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar.”
QS Ali-‘Imrân 3:110
Ayat itu menegaskan bahwa ukuran
kemuliaan umat tidak berhenti pada simbol tetapi
pada integritas. Ketika akhlak runtuh, agama hanya tinggal kulit. Fenomena
“mabuk agama” tampak paling telanjang dalam tiga pola penyimpangan berikut:
1. Kiai Cabul & Kekerasan
Seksual di Pesantren
Kasus |
Lokasi |
Putusan/Perkembangan |
Herry Wirawan –
pemerkosa 13 santriwati |
Bandung |
Vonis mati (kasasi MA ditolak, Jan 2023) KOMPAS.comKOMPAS.com |
MSAT (Mas Bechi) –
putra kiai |
Jombang |
Vonis 7 tahun (Nov 2022) TempoKOMPAS.com |
Kiai AK – cabuli 10 santriwati |
Kuningan |
Ditahan, pasal perlindungan anak (Jan 2025) detikcom |
Pimpinan ponpes Kh – santriwati hamil |
Serang |
Tersangka, Des 2024 KOMPAS.com |
Kiai S – buron akhirnya ditangkap |
Bangkalan |
Ditahan, Nov 2024 Rmol.id |
Garis besar penyimpangan
- Pengkhianatan amanah: Nabi ﷺ
bersabda “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap
keluarganya.” Para kiai seharusnya menjadi “ayah” rohani santri,
bukan pemangsa mereka.
- Tabiat berulang: Laporan Kemenag menunjukkan pola:
karisma dipakai mematikan suara korban hingga kasus membesar. Sangat
bertolak belakang dengan hadis “La dharar wa la dhirâr” tidak
boleh ada mudarat, apalagi dilembagakan.
2. Karomah & Dagang
“Kesaktian”
Modus |
Pelaku & Fakta Lapangan |
Penggandaan uang berlambang
“wirid” |
Guru ngaji Ujang Rohman, tipu Rp 57 juta,
Cianjur (Jan 2024) detikcom |
Sindikat upal Rp 1 triliun berlabel
“karomah” |
Dibongkar Polres Cianjur (Nov 2024) detikcom |
Dukun “uang koper” |
Korban tertipu Rp 2,8 miliar, Cilacap (2017 tetap relevan sbg
pola) KOMPAS.com |
Akun palsu jual “karomah” Habib KH Abdul Ghofur |
FB menawarkan jasa penggandaan uang, dipolisikan (Maret
2025) detikcom |
Sertifikat “Habib” bodong |
JMW memalsukan web Rabithah Alawiyah; tarif Rp 4 juta/nama (Maret
2024) detiknews |
Mengapa menyimpang dari
Qur’an-Sunnah?
- Qur’an: “In
kuntum tuhibbûnallâh fattabi‘ûnî” – klaim kedekatan ilahi harus dibuktikan
dengan mengikuti Nabi, bukan ritual transaksional.
- Hadis: “Man
ghashshanâ fa laysa minnâ” – siapa menipu bukan golonganku.
Dagang “surga instan” jelas menipu aqidah awam.
3. Komodifikasi Gelar &
Status Suci
- Pemalsuan “keturunan Nabi” (habib) menjadi lahan komersial: 6 korban,
untung Rp 18,5 juta, pelaku divonis 1,5 tahun plus denda Rp 1 miliar detiknews
- Eksploitasi popularitas dari jual “air ruqyah premium” hingga
“jilbab anti-sihir” tanpa pengawasan otoritas fatwa.
Prinsip yang dilanggar: Al-Imam Malik menegur murid yang sibuk mencium
selendang Ka‘bah, “Ilmu bukan pada kain, tapi di dada.” Ketika gelar suci
dilelang, maqâshid-al-syarî‘ah (tujuan syariah) runtuh.
Akar Masalah
- Literasi agama rendah – kajian kilat TikTok menggantikan
talaqqî bersanad.
- Kultus individu – otoritas kritik mati; al-amr bi
l-ma‘rûf menjadi “al-amr bi l-ustadz”.
- Impunity & jaringan loyalis – kasus Mas Bechi melibatkan ratusan
simpatisan yang menghalangi polisi KOMPAS.com.
- Ekonomi kerentanan – jamaah terhimpit kesulitan lalu
mencari “jalan pintas berkah”.
Jalan Pulang ke Qur’an & Sunnah
Pilar
Qur’an-Sunnah |
Implementasi
Konkret |
Amanah (QS An-Nisâ’ 4:58) |
Transparansi lembaga dakwah, audit
dana umat |
‘Adl (keadilan) |
Hukum tanpa pandang jubah, UU TPKS
& perlindungan anak ditegakkan |
‘Ilm (ilmu) |
Wajibkan sertifikasi & sanad
terbuka bagi pengajar agama |
Shidq (kejujuran) |
Fatwa tegas MUI/Ormas: haram jual
“karomah”, haram kultus gelar |
Penyimpangan bukan cacat Islam,
melainkan cacat manusianya. Saat agama dijadikan komoditas nafsu, yang
tercoreng bukan hanya pelaku, tapi juga wajah rahmah yang dibawa
Rasulullah ﷺ. Bangsa dengan mayoritas Muslim terbesar
justru ditantang menjadi teladan akhlak, bukan sekadar pasar simbol. Mari
kembali ke khazanah Qur’an-Sunnah menguatkan ilmu, memuliakan amanah, dan
menolak segala bentuk penistaan atas nama agama.
Ditulis oleh: Anayatara
Tanggal: 16 Mei 2025
Komentar
Posting Komentar