Mental Inlander
Penjajahan di atas tanah Indonesia konon telah berakhir sejak 1945. Namun, siapa sangka, bentuk penjajahan yang lebih licik justru masih hidup, bersembunyi di balik wajah-wajah berpendidikan dan bangunan megah. Namanya bukan lagi Belanda atau Jepang, tapi ia menumpang hidup di kepala sebagian dari kita: mental inlander . Mental inlander adalah warisan paling tragis dari masa kolonial. Ia bukan berupa senjata, bukan juga peraturan tertulis. Ia tinggal di dalam pikiran manusia yang menganggap bangsanya rendah, sementara yang datang dari luar selalu lebih baik. Ia menjelma dalam cara kita memandang diri sendiri inferior, tak percaya diri, dan terlalu sibuk mencari pengakuan dari mereka yang "kulitnya lebih terang" atau "bahasanya lebih keren". Lihat saja fenomena sehari-hari. Kita masih menganggap produk luar negeri sebagai simbol kualitas dan gengsi. Mulai dari skincare, kendaraan, makanan, semuanya harus berlabel asing agar dianggap layak dipuja. Sementara produk a...